Sanana, kilatfakta.com – Ombak tenang berbisik di pantai berpasir putih, seolah menceritakan rahasia keindahan Kepulauan Sula kepada dunia. Di antara mereka, berdiri seorang wisatawan asal Jerman, Gerhard Schneider, yang telah tiga kali jatuh hati pada pesona alam dan budaya yang masih alami di jantung Maluku Utara ini,(1/9).
Pada kunjungannya kali ini, Gerhard mengajak sang istri, Indah Schneider, untuk ikut menikmati kedamaian dan keindahan Tanjung Waka di Desa Fatkauyon, Kecamatan Sulabesi Timur.
Bagi Gerhard, Kepulauan Sula adalah “surga yang terlupakan,” sebuah permata tersembunyi yang belum banyak terjamah oleh keramaian. Ia bahkan seringkali harus menjelaskan letak Sula kepada teman-temannya di Jakarta, yang seringkali salah mengira sebagai bagian dari Sulawesi.
Tak hanya dimanjakan dengan panorama pantai yang memukau, Gerhard juga menyelami keindahan bawah laut Sula di perairan antara Desa Kabau Pantai dan Desa Wai Ina, Kecamatan Sulabesi Barat. Terumbu karang berwarna-warni dan kehidupan laut yang beraneka ragam membuatnya terpukau akan kekayaan alam yang masih terjaga dengan baik.
Lebih dari sekadar keindahan alam, Gerhard juga terpesona oleh kekayaan budaya lokal dan kelezatan kuliner tradisional yang disajikan oleh masyarakat Sula.
“Wisata budaya seperti Kramat sangat menarik, dan masakan ibu-ibu di pesisir sungguh luar biasa. Rasanya otentik dan sangat khas,” ujarnya Gerhard.
Dengan harapan agar Kepulauan Sula semakin dikenal di seluruh dunia, Gerhard tak pernah lelah berbagi pengalamannya kepada teman-temannya di luar negeri. Ia percaya bahwa potensi pariwisata Sula sangat besar dan layak untuk dikembangkan.
“Justru karena belum banyak dikenal, Sula memiliki daya tarik yang unik. Jika dikelola dengan baik, wisatawan asing pasti akan berdatangan untuk menikmati keajaiban yang tersembunyi di sini,” tutup Gerhard
**(Uma/Red)**
